Selasa, 03 Agustus 2021

VIDEO PEMBELAJARAN FISIKA_RANGKAIAN R-L-C

Pembelajaran dimasa pandemik ini, guru dituntut untuk menyajikan pembelajaran daring secara aktif dan interaktif. salah satu yang bisa dilakukan melalui zoom meeting dengan menyajikan video presentasi interaktif. Berikut ini contoh video pembelajaran daring via Zoom Meeting untuk mata pelajaran Fisika kelas XII materi Rangkaian R-L-C..



Rabu, 21 Juli 2021

LISTRIK ARUS SEARAH (DC)

 



Assalamu’alaikum Wr. Wb, Semangat Belajar!
Senang sekali bisa berjumpa dengan siswa-siswi yang cerdas melalui modul ini. Modul ini sebagai salah satu sumber belajar yang membantu anak-anak untuk memahami materi Fisika kelas XII semester 1, tentang listrik arus searah (DC). Sebagai pengantar, Pernahkah anak-anak kesetrum listrik? bagaimana rasanya? bagaimana kita menjelaskan kejadian ini? berikut penjelasannya.

A.       ARUS LISTRIK

 Arus listrik ditimbulkan dari aliran muatan listrik yang terjadi pada bahan penghantar. Penghantar dapat berupa logam, larutan, maupun gas. Pembawa muatan arus listrik pada penghantar logam adalah elektron-elektron, pada larutan ion positif dan ion negatif seperti yang terjadi pada akumulator, pada gas pembawa muatannya adalah elektron dan ion positif seperti pada peristiwa petir.

Arah arus listrik (arus konvensional) adalah searah dengan arah aliran muatan posifif dan berlawanan arah dengan arah gerak elektron.

 
Di atas adalah gambar rangkaian listrik tertutup, dimana sumber tegangan atau sumber ggl (e) berfungsi sebagai tenaga penggerak listrik. Aliran arus elektron pada gambar di samping adalah searah dengan putaran jarum jam, sedangkan arah arus listrik konvensional berlawanan dengan arah aliran elektron ini.

Kutub-kutub sumber ggl disimbolkan sebagai garis sejajar yang terdiri atas bagian panjang (kutub positif) dan bagian pendek (kutub negatif). Ini berarti pada suatu rangkaian listrik, arah arus adalah keluar dari kutub positif menuju ke kutub negatif sumber tegangan.

 

B.       KUAT ARUS ( I )

Kuat arus ( I ) didefinisikan sebagai jumlah muatan yang mengalir tiap satuan waktu.

I = q / t

dengan I    : kuat arus (ampere disingkat A )             

              q    : muatan listrik yang mengalir ( coulomb disingkat C )

              t    : waktu (detik)

 

C.       HUKUM OHM

 Aliran air pada suatu pipa akan sebanding dengan beda tinggi kedua ujung pipa. Semakin besar perbedaan ketinggiannya, air akan mengalir semakin cepat. Hal ini karena energi potensial air yang dirubah menjadi energi kinetik semakin besar.

Hal yang sama berlaku pada aliran muatan listrik, dimana untuk suatu hambatan R yang tetap, bertambahnya beda potensial listrik pada dua titik akan menyebabkan jumlah muatan yang mengalir tiap detik semakin besar, yang berarti bahwa kuat arus yang mengalir juga semakin besar.

Hubungan antara beda potensial atau tegangan, kuat arus yang mengalir, dan hambatan penghantar akan memenuhi hukum Ohm :

 V = I.R

dimana         V   : tegangan atau beda potensial antara ujung-ujung penghantar ( volt )

                             I    : kuat arus yang dihasilkan ( ampere )

                             R   : hambatan penghantar ( ohm atau W )

 Contoh Soal :

1.      pada suatu penghantar terjadi aliran elektron sebesar 480 C selama 1 menit. Bila muatan elektron e = -1,6 x 10-19 C, hitunglah kuat arus yang mengalir !

Penyelesaian :

q = 480 C ,   t = 1 menit = 60 detik ,   e = -1,6 x 10-19 C (tanda negatif menunjukkan bahwa elektron bermuatan negatif).

Kuat arus yang mengalir :

I = q / t = 480 C/ 60 s = 8 A

2.      Berikut adalah grafik hubungan antara tegangan ( V ) dengan kuat arus yang mengalir ( I) yang mengalir pada sebuah hambatan R. Dari grafik tersebut tentukan nilai hambatan R?

        

Penyelesaian :

Dari grafik didapat,

saat kuat arus I = 1 A tegangan V = 20 volt

saat kuat arus I = 2 A tegangan V = 40 volt

saat kuat arus I = 3 A tegangan V = 60 volt

nilai hambatan R dapat diperoleh dengan cara memasukkan salah satu pasangan data di atas kedalam persamaan hukum Ohm : V = I R

    R = V / I = 60/3 = 20 W


D.      RESISTOR ( HAMBATAN )

1.     Nilai Hambatan ( Resistansi ) Penghantar

Sepotong penghantar logam dengan panjang L dan luas penampang ABesarnya hambatan (resistansi) yang dihasilkan oleh penghantar seperti pada gambar dapat dihitung dengan persamaan :

dimana :

R    :   hambatan penghantar ( W )

r    :   hambat jenis penghantar ( Wm )

L    :   panjang penghantar ( m )

A    :   luas penampang ( m2 )

 Untuk penghantar berbentuk batang silinder, maka luas penampang A = pr2 , dengan r : jari-jari penampang (m).

 

2.     Hubungan antara Suhu dengan Nilai Hambatan

 Pengaruh kenaikan suhu terhadap nilai hambatan pada penghantar adalah bervariasi, dan bergantung pada jenis penghantar berdasarkan konduktivitas listriknya. Pada penghantar semikonduktor, kenaikan suhu akan menurunkan nilai hambatan, tetapi pada logam-logam konduktor, kenaikan suhu akan menaikkan nilai resistansi (hambatan listriknya).

Persamaan nilai hambatan konduktor logam, dengan melibatkan faktor perubahan suhu adalah :

Rt = Ro (1+a.Dt)

dengan Dt = t - to

dimana :

Rt  : hambatan penghantar pada suhu toC ( W )     

Ro : hambatan penghantar pada suhu acuan ( W )

to  : suhu acuan (biasanya digunakan 20 oC)

a  : koefisien suhu hambatan jenis ( oC-1 )

Dt : perubahan suhu terhadap suhu acuan ( oC )


3.     Rangkaian Resistor ( R )

 Pada prinsipnya, cara merangkai resistor dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu rangkaian seri dan rangkaian paralel. Namun dalam banyak kasus, kombinasi dari kedua cara tersebut dipilih untuk mendapatkan nilai resistansi yang diinginkan.

Contoh Soal :

1.     Logam konduktor yang panjangnya 1 meter berjari-jari 0,1 mm pada suhu 20 oC memiliki hambat jenis sebesar 31,4 x 108 Wm. Bila koefisien suhu hambat jenis logam tersebut 0,005 /oC, hitung nilai hambatan logam pada suhu 20 oC dan pada suhu 100 oC !

 Penyelesaian :

Data soal :  L = 1 m  ,  r = 31,4 x 10-8 = 3,14 x 10-7 Wm  ,  a = 0,005 /oC  ,  r = 0,1 mm = 10-4 m

Menghitung nilai hambatan logam : R = 10 W

Besarnya hambatan dari logam tersebut ketika suhunya dinaikkan menjadi 100 oC adalah: Rt = 14 W

2.      Empat buah resistor identik masing-masing nilai hambatannya 20 W. Hitunglah hambatan pengganti bila keempatnya dirangkai secara seri dan bila dirangkai secara paralel !

 Penyelesaian :

Empat hambatan identik masing-masing 20 W ketika dirangkai seri menghasilkan hambatan total :

Rs = R + R + R + R = 4R = 4 x 20 = 80 W

Bila keempat resistor tersebut dihubungkan secara paralel, diperoleh hambatan pengganti sebesar :

Rp = 5 W

Dapat dilihat bahwa merangkai resistor secara seri akan menaikkan nilai hambatan, dan merangkainya secara paralel akan memperkecil nilai hambatan.




Artikel: Penguatan Komite Sekolah dalam Perlindungan Profesi Guru

Disampaikan oleh Muhammad Jazari, M.Pd., Guru SMAN 1 Karanggede Boyolali dalam Bimtek Perlindungan Keprofesian Kemendikbud pada tanggal 25-27 Juni 2019 di Jakarta.

Posisi pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran strategis dalam penyelenggaraan pendidikan. Namun dalam pelaksanaan tugas profesinya, pendidik seringkali menghadapi masalah dan tantangan, baik internal maupun eksternal. Tantangan internal itu antara lain; (1) belum bisa membedakan antara wilayah pelanggaran dengan wilayah pendidikan; (2) seringkali pendisiplinan disamakan dengan hukuman; (3) kekerasan dimaknai sebagai ketegasan; (4) sanksi menjadi andalan daripada konsekuensi; (5) pendekatan kekerasan sebagai bentuk pendidikan mental. Sedangkan tantangan eksternal antara lain; (1) ancaman dari pihak luar dalam pelaksanaan tugas profesinya; (2) mutasi cepat yang merugikan guru; (3) sistem karier yang kurang jelas; (4) minimnya perlindungan hukum; (5) kode etik yang belum terbangun dengan baik di setiap satuan pendidikan.

Masih kuat dalam ingatan kita kasus meninggalnya Ahmad Budi Cahyono, guru SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Madura, Jawa Timur yang diduga akibat penganiayaan dari muridnya saat jam pelajaran berlangsung (Solopos.com, 2/2/2018). Kejadian yang terjadi pada bulan Februari 2018 itu menjadi ramai di media massa dan viral di media sosial sehingga PGRI selaku organisasi profesi mengutuk keras dan berempati dengan mengalang dana di seluruh Indonesia. Kejadian ini menyadarkan banyak orang dan menjadi harapan kita bahwa kasus pelecehan dan kekerasan guru tidak akan terjadi lagi. Namun faktanya, masih banyak kasus-kasus serupa di tahun 2019 ini.

Dunia pendidikan sangat menyayangkan peristiwa tersebut, mengapa kekerasan dan ancaman terhadap pendidik dan tenaga kependidikan masih terus terjadi, padahal pemerintah telah menerbitkan sejumlah peraturan, diantaranya Permendikbud Nomor 10 Tahun 2017 tentang Perlindungan Bagi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Ada empat macam perlindungan yang diatur, yaitu perlindungan hukum, profesi, keselamatan dan kesehatan kerja, serta hak atas kekayaan intelektual. Disebutkan pula bahwa perlindungan terhadap guru dan tenaga kependidikan itu merupakan kewajiban semua pihak, mulai dari pemerintah, pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya, satuan pendidikan, organisasi profesi, dan masyarakat.

Beberapa peraturan sebagai payung hukum sudah tersedia, namum implementasi dilapangan perlu dikuatkan. Sebelum berharap orang lain peduli, guru selaku pendidik perlu meningkatkan 4 kompetensi guru dengan kegiatan pelatihan, diskusi dan pembiasaan baik sehingga seimbang antara kompetensi kepribadian, pedagogi, profesional, dan sosial. Umumnya pelatihan yang diikuti pendidik masih terfokus pada kompetensi pedagogi dan professional, sedangkan kompetensi kepribadian dan sosial masih minim. Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Kemendikbud, Arief Rachman mengatakan, seorang guru harus punya cara tepat menegur atau memberi hukuman kepada siswa. Hal ini penting karena setiap siswa memiliki karakteristik emosi yang beragam. Kemampuan guru dalam bergaul secara efektif dengan peserta didik merupakan salah satu komponen dalam kompetensi sosial yang harus dimiliki guru. Selain itu menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat adalah bagian dari kompetensi kepribadian yang juga harus dimiliki guru.

Selanjutnya adalah pentingnya penguatan komite sekolah dalam perlindungan profesi guru. Kita melihat masih kurang optimalnya peran komite sekolah ini hampir terjadi di setiap sekolah, selama ini masyarakat mempersepsikan keberadaan komite sekolah hanya berperan dalam hal pengadaan bantuan sarana parasarana dan dana pendidikan. Penguatan komite sekolah bagian dari penguatan tri pusat pendidikan, yaitu dengan meningkatkan komunikasi antara guru dan orang tua melalui wadah komite sekolah. Koordinasi dengan komite sekolah bisa diagendakan minimal satu bulan sekali. Pengurus komite mewadahi dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan, meningkatkan tanggungjawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis. Diharapkan dengan penguatan peran komite sekolah, apabila terjadi kasus antara guru dan siswa/orang tua maka pengurus komite menjadi pelindung terdepan sekaligus menfasilitasi mediasi keduanya.

Apa pun alasannya, tindakan kekerasan terhadap guru tidak boleh dibiarkan karena akan membuat guru menjadi takut, takut dibelit persoalan hukum dan takut dianiaya orang tua siswa. Selain itu guru bisa menjadi apatis dengan tugas mendidik, tidak lagi peduli dengan moral anak didiknya. Jika kondisi ini terus dibiarkan, bisa jadi guru akan mengabaikan salah satu tugasnya yaitu mendidik. Sebuah tugas penting berkaitan dengan pembentukan watak dan karakter siswa. Bukankah kita bersepakat bahwa mendidik melampaui tugas mengajar.

Jumat, 17 Mei 2019

Lagu Indonesia Raya 3 Stanza




I
Indonesia tanah airku - Tanah tumpah darahku
Di sanalah aku berdiri - Jadi pandu ibuku

Indonesia kebangsaanku - Bangsa dan tanah airku
Marilah kita berseru - Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku - Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku Semuanya
Bangunlah jiwanya - Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya - Merdeka, Merdeka
Tanahku, Negriku yang kucinta
Indonesia Raya - Merdeka, merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

II
Indonesia, tanah yang mulia - Tanah kita yang kaya
Disanalah aku berdiri - Untuk slama-lamanya

Indonesia, tanah pusaka - P’saka kita semuanya
Marilah kita mendoa - Indonesia bahagia

Suburlah tanahnya - Suburlah jiwanya
Bangsanya, Rakyatnya, Semuanya
Sadarlah hatinya - Sadarlah budinya
Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya - Merdeka, Merdeka
Tanahku, Negriku yang kucinta
Indonesia Raya - Merdeka, merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

III
Indonesia, tanah yang suci - Tanah kita yang sakti
Di sanalah aku berdiri - M’njaga ibu sejati

Indonesia, tanah berseri - Tanah yang aku sayangi
Marilah kita berjanji - Indonesia abadi

S’lamatlah rakyatnya - S’lamatlah putranya
Pulaunya, Lautnya, Semuanya
Majulah negrinya - Majulah pandunya
Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya - Merdeka, Merdeka
Tanahku, Negriku yang kucinta
Indonesia Raya - Merdeka, merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

Sabtu, 03 Februari 2018

Persamaan Gelombang (Fisika XII-1)


Assalamu’alaikum Wr. Wb, Semangat Belajar!
Senang sekali bisa berjumpa dengan kalian meski hanya lewat blog ini. Anda pasti memiliki rasa ingin tahu. Perasaan ingin tahu inilah yang mendorong manusia untuk menemukan jawaban atas keingintahuannya dengan belajar dan melakukan penelitian fenomena alam yang dilihat. Sains adalah hasil pemikiran manusia untuk menjawab gejala-gejala alam yang dilihatnya. Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan sain yang mempelajari tentang gejala-gejala alam yang terjadi. Mempelajari Fisika berarti mempelajari cara memecahkan masalah dari gejala-gejala alam yang dialami manusia. Diantara gejala alam yang sering kita lihat adalah gelombang, baik gelombang air laut, gelombang cahaya dan gelombang radio/bunyi, dll.

Standar Kompetensi :
Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam penyelesaian masalah
Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan gejala gelombang dan ciri-ciri gelombang secara umum.
Tujuan Pembelajaran :
Setelah selesai pembelajaran diharapkan siswa dapat:
1.        Menjelaskan pengertian gelombang secara umum
2.        Membedakan antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal
3.        Menentukan frekuensi gelombang pada gelombang berjalan
4.        Menentukan kecepatan rambat gelombang berjalan
5.        Membedakan antara gelombang stasioner ujung terikat dan ujung bebas.
6.        Menentukan besaran-besaran pada gelombang stasioner.


Persamaan Gelombang
Gelombang Berjalan
Gelombang berjalan merupakan gelombang dengan amplitudo tetap yang merambat dengan kecepatan tertentu. Gelombang berjalan merambat lurus pada arah mendatar. Lihat gambar gelombang berikut!

Gelombang beralan ke arah sumbu x + dengan amplitudo A dan cepat rambat v

Persamaan Gelombang Berjalan
Gelombang beralan menyimpang ke arah vertikal (sumbu y) dan bergerak pada arah mendatar (sumbu x). Atau secara matematis dinyatakan sebagai, y = f(x,t). Dari gambar di atas juga dapat diketahui bahwa fungsi dari simpangan merupakan fungsi sinus. Secara umum persamaan gelombang berjalan dirumuskan dengan :
y = A sin (ωt + kx)
dengan:
y  : Simpangan (m),
A : Amplitudo (m),
t   : waktu (s),
x  : Jarak tempuh gelombang (m).
Persamaan bertanda negatif (-) jika gelombang merambat ke arah kanan, dan bertanda positif (+) jika merambat ke arah kiri.

Kecepatan Sudut
Kecepatan sudut disimbolkan ω bersatuan rad/s.
ω = 2πf = 2π/T
di mana f adalah frekuensi dan T adalah periode gelombang.

Bilangan Gelombang
Bilangan gelombang disimbolkan k bersatuan rad/m.
k = 2π/λ
di mana λ adalah panjang gelombang.

Cepat Rambat Gelombang
Cepat rambat gelombang dirumuskan dengan  v =  λ x f  atau  v =  ω/k



Contoh Soal:
Sebuah gelombang transversal merambat menurut persamaan y = 0,5 sin (8πt – 2πx) m. Tentukanlah :
a) arah gelombang ?
b) Amplitudo gelombang ?
c) simpangan pada x = 0,5 m ketika t = 1 s
d) frekuensi dan periode gelombang ?
e) Panjang gelombang
f) Cepat rambat gelombang

Jawab:
Diketahui persamaan gelombang y = 0,5 sin (8πt – 2πx) m
maka Amplitudo A = 0,5 m, kecepatan sudut ω = 8π rad/s dan bilangan gelombang
k = 2π rad/m
a) karena persamaan bertanda negatif, gelombang bergerak ke arah kanan (sumbu x +)
b)  A = 0,5 m
c) x = 0,5 m dan t = 1
    y = 0,5 sin (8π (1) – 2π(0,5))
    y = 0,5 sin 7π
    y = 0,5 (0)
    y = 0
d) ω = 8π
   2πf = 8π         f = 4 Hz        T = 1/f = 1/4 = 0,25 s
e) k = 2π
   2π/λ = 2π        λ = 1 m
f) v =  λ . f = 1 . 4 = 4 m/s


Gelombang Stasioner
Gelombang Stasioner Pada Ujung Terikat
Maksud dari gelombang stasioner pada ujung terikat adalah suatu gelombang yang terjadi pada sebuah dawai/tali dan salah satu ujungnya terikat. Ada dua hal yang akan dibahas pada saat kita mempelajari konsep ini, yaitu menentukan Persamaan & Amplitudo, simpul dan perut pada gelombang stasioner.

a. Menentukan persamaan gelombang
Pada dasarnya persamaan gelombang stasioner bisa dituliskan sebagai berikut:
y = 2A sin kx cos ωt
y = Ap sin cos ωt
dengan Amplitudo Stasionernya: 2A sin kx

Keterangan: 
Ap = Amplitudo Gelombang Stasioner (m);
k = Bilangan Gelombang;
λ = Panjang Gelombang  (m);

b. Menentukan simpul gelombang pada ujung terikat
Perhatikan gambar berikut!

Berdasarkan gambar tersebut kita melihat yang namanya simpul-simpul gelombang. Nah untuk menentukan letak-letak simpul tersebut kita bisa mempergunakan persamaan:

xn+1= (2n) λ /4

dengan n = 0, 1, 2, . . .
Untuk simpul ke-1, n = 0, perut ke-2, n = 1 dan seterusnya.

c. Menentukan perut gelombang pada ujung terikat
Perhatikan gambar berikut!
Setelah mempelajari simpul gelombang, selanjutnya kita akan mengkaji tentang perut pada gelombang. Berdasarkan gambar gambar diatas kita melihat yang namanya perut-perut gelombang. Nah untuk menentukan letak-letak perut gelombang tersebut kita bisa mempergunakan persamaan:

xn+1 = (2n + 1) λ/4

dengan n = 0, 1, 2, . . .
Untuk simpul ke-1, n = 0, perut ke-2, n = 1 dan seterusnya.

Gelombang Stasioner Pada Ujung Bebas
Kebalikan dari gelombang stasioner ujung terikat, pada gelombang stasioner ujung bebas salah satu ujungnya tidak diikat secara kuat melainkan dibiarkan longgar sehingga ujung tali bisa bergerak secara bebas. 

a. Menentukan persamaan gelombang stasioner ujung bebas
Pada dasarnya persamaan gelombang stasioner bisa dituliskan sebagai berikut:

y = 2A cos kx sin ωt
y = Ap sin ωt
dengan Amplitudo Stasionernya: 2A cos kx

Keterangan: 
Ap = Amplitudo Gelombang Stasioner (m);
k = Bilangan Gelombang;
λ= Panjang Gelombang  (m);

b. Menentukan letak simpul pada ujung bebas gelombang stasioner
Perhatikan gambar berikut!

Berdasarkan gambar di atas kita melihat yang namanya simpul-simpul gelombang. Untuk mengetahui letak-letak gelombang yang dihitung dari ujung gelombang, maka bisa dipergunakan persamaan:

xn+1 = (2n + 1) λ/4

dengan n = 0, 1, 2, . . .
Untuk simpul ke-1, n = 0, perut ke-2, n = 1 dan seterusnya.

c. Menentukan perut gelombang stasioner pada ujung bebas
Perhatikan gambar berikut!


Untuk menentukan letak-letak perut seperti yang ditunjukan diatas, bisa dipergunakan persamaan berikut:
xn+1 = (2n) λ/4

dengan n = 0, 1, 2, . . .
Untuk perut ke-1, n = 0, perut ke-2, n = 1 dan seterusnya.

Contoh Soal:
Sebuah tali salah satu ujungnya digetarkan terus menerus dan ujung lainnya terikat kuat. Jika amplitudo yang diberikan adalah 10 cm, frekuensi 4 Hz dan cepat rambat gelombang pada tali 4 m/s, tentukanlah:
a. Amplitudo sebuah titik yang berjarak 1 m dari titik ikat.
b. Jarak simpul ke-3 dari ujung terikat.
c. jarak perut ke-2 dari ujung terikat.

Jawab:
Untuk menyelesaikan soal diatas, ada beberapa besaran/nilai yang perlu dicari terlebih dahulu, yaitu panjang gelombang λ dan bilangan gelombang k.

Menghitung panjang gelombang:
λ = v/f
    = 4/4
    = 1 meter
Menghitung bilangan gelombang k:
k = 2π/λ
    = 2π/1
    = 2π

a. Amplitudo suatu titik pada jarak 1 m
Ap = 2A cos kx = 2 x 0,1 x cos (2π . 1) = 0,2 meter.

b. Simpul ke-3
x3 = (2n + 1) λ/4 = (2.2 + 1) 1/4 = 1,25 meter

c. Perut ke-2
x3 = (2n) λ/4 = (2.1) 1/4 = 0,5 meter

Latihan Soal No 1
Suatu gelombang stasioner memiliki persamaan y = 40 cos 2π x sin 100π t. x dan y dalam cm dan t dalam sekon. Pernyataan berikut berkaitan dengan gelombang stasioner
tersebut.
1) Amplitudo gelombang sumber adalah 40 cm.
2) Frekuensi gelombang sumber 50 Hz.
3) Panjang gelombang sumber adalah 50 cm.
4) Cepat rambat gelombang sumber adalah 250 cm/s.
Pernyataan di atas yang benar adalah ......
a. 1), 2), dan 3)
                                   d. 4) saja
b. 1) dan 3)
                                         e. 1), 2), 3), dan 4)
c. 2) dan 4)

Jawab : C
Pembahasan :
dari persamaan  y = 40 cos 2π x sin 100π t dapat diketahui
2A = 40 cm
k = 2π              [ k = 2π/λ ]
ω = 100π         [ ω = 2πf  ]
  • Ampitudo gelombang sumber A = 40/2 = 20 cm (pernyataan 1 salah)
  • frekuensi f = ω/2π = 100π/2π = 50 Hz (pernyataan 2 benar)
  • Panjang gelombang λ = 2π/k = 2π/2π = 1 cm (pernyataan 3 salah)
  • Cepat rambat gelombang v = ω/k = 100π/2π = 50 cm/s (pernyataan 4 benar)

Latihan Soal No 2
Suatu gelombang stasioner mempunyai persamaan : y = 0,2 cos 5πx sin 10πt  (y dan x dalam meter dan t dalam waktu). Jarak antara perut dan simpul yang berturutan pada gelombang ini adalah …
a.  0,1 m                                              d.  2,5 m
b.  0,2 m                                              e.  5,0 m
c.  0,4 m

Jawaban : A
Pembahasan :
perhatikan pertanyaannya : jarak antara perut dan simpul yang berurutan.

Dari gambar gelombang, jarak antara perut dan simpul yang berurutan adalah sama dengan seperempat gelombang ( ¼ λ) sehingga kita harus mencari besar panjjang gelombang (λ).
k = 2π/λ
λ = 2π/k = 2π/5π = 0,4 m.
sehingga jarak antara perut dan simpul yang berurutan = ¼ λ = ¼ x 0,4 = 0,1 m

Latihan Soal No 3
Pada tali yang panjangnya 2 m dan ujungnya terikat pada tiang ditimbulkan gelombang stasioner. Jika
terbentuk 5 gelombang penuh, maka letak perut yang ke tiga dihitung dari ujung terikat adalah …
a.  0,10 meter                                      d.  0,60 meter
b.  0,30 meter                                      e.  1,00 meter
c.  0,50 meter

Jawaban : C
Pembahasan :
perhatikan gambar gelombang stasioner ujung terikat berikut ini

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa letak perut ke 3 sama dengan 1¼ λ. sehingga langkah pertama harus mencari λ
INGAT!!!

λ = panjang 1 gelombang, jika panjang keseluruhan 2 m menghasilkan 5 gelombang, maka satu gelombang = λ = 2/5 = 0,4 m.
sehingga letak perut ke tiga dari ujung terikat =  1¼ λ = 5/4 x 0,4 = 0,5 m.

Jumat, 02 Februari 2018

Indahnya Jatuh Cinta


Tidak ada yang lebih indah dalam sejarah perasaan manusia seperti saat ketika ia sedang jatuh cinta. Bukan karena dunia di sekeliling kita berubah pada kenyataannya. Tapi saat-saat jatuh cintalah yang seketika mengubah persepsi kita tentang dunia disekeliling kita. Tidak selalu karena wanita yang kita cintai itu memang cantik pada kenyataannya. Tapi cinta kita padanya yang membuatnya cantik dimata kita.

Saat jatuh cinta adalah saat dimana persepsi kita mengalami shifting pada semua realitas yang ada disekeliling kita. Kadang kita mungkin mengelabuhi diri kita sendiri. Tapi itu puncak subjektivitas yang justru mengubah kita menjadi lebih positif dalam cara kita memandang segala sesuatunya. Dan disitulah letak keindahannya. Seperti indahnya subjektivitas pada dunia anak-anak. Bagi mereka realitas sesungguhnya adalah realitas yang mereka persepsikan. Bukan realitas yang ada diluar sana seperti yang dilihat oleh orang dewasa. Bangku bisa dipersepsi sebagai rumah. Tongkat bisa dipersepsi sebagai senjata. Dunia menjadi sangat ringan dan fleksibel di mata mereka. Karena itu dunia anak selalu indah, selalu penuh kenangan. Begitu juga saat kita jatuh cinta. Shifting pada persepsi kita membuat dunia serasa jadi realitas lain yang begitu indah. Dan itu membawa kenyamanan pada rongga dada kita. Karena perasaan kita seketika berbunga-bunga. Karena, seperti kata Ibnu Hazem, ruh kita seketika menjadi ringan dan lembut, badan kita seketika jadi wangi , senyum kita seketika mengembang lebar, benci dan dendam dan angkara murka seketika lenyap dari ruang hati kita, dan tiba-tiba saja yang bukan penyair jadi penyair, yang tidak bisa bernyanyi jadi penyanyi.


Suatu saat seorang raja bingung menyaksikan putra mahkotanya begitu pemalas, apatis, tidak bergairah, tidak berminat pada ilmu pengetahuan, tidak bisa berpidato. Ia gundah, karena putra mahkotanya sama sekali tidak layak jadi raja. Maka sang raja memerintahkan seorang dayang cantik istana untuk menggoda sang putra mahkota. Bilang padanya, pesan sang raja ada pada dayang cantik, aku sangat mencintaimu dan aku bersedia jadi permaisurinya. Nanti kalau hatinya sudah berbungan-bunga, bilang lagi padanya lanjut sang raja tapi ada syaratnya, kamu harus lebih bersemangat, lebih rajin dan mau menyiapkan diri menjadi raja, dan aku percaya kamu bisa. Firasat sang raja ternyata benar. Putra mahkotanya seketika bangkit berubah: ia mengubah penampilannya menjadi keren dan wangi, ia mempelajari berbagai macam ilmu, ia juga tampil berpidato, ia juga menulis. Saat jatuh cinta telah mengubah persepsinya tentang dirinya dan dunianya, seketika membangkitkan semangat hidupnya, dan meledakkan semua potensinya.

Shifting pada persepsi mengembalikan sisi kekanakan kita saat kita jatuh cinta. Itu keindahan yang mempertemukan kita dengan sisi dalam kemanusiaan kita; subjektif, melankolik, kekanakan, tapi positif. Dan indah.



(Sumber: Buku Serial Cinta - Anis Matta)

Pendidikan Karakter, Antara Harapan dan Kenyataan



Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 2017 mencanangkan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) pada implementasi kurikulum 2013 di semua jenjang pendidikan. Salah satu tujuan utama PPK adalah membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika perubahan di masa depan dengan keterampilan abad 21. Nilai-nilai utama PPK adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas. Nilai-nilai ini ingin ditanamkan dan dipraktikkan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami, dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di masyarakat. PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan bagi masa depan bangsa. Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan.

Meskipun pendidikan karakter selalu ditekankan di setiap perubahan kurikulum, namun hasilnya masih memprihatinkan. Hasil Surve yang dilansir oleh komunitas Selamatkan Generasi Emas Indonesia (semai2045.org) menyebutkan bahwa 93 dari 100 pelajar sudah mengakses situs pornografi, 63 dari 100 remaja melakukan hubungan sek di luar nikah dan 21 dari 100 remaja melakukan aborsi. Fakta ini menunjukkan bahwa kita sedang mengalami krisis moral yang jika tidak segera disadari dan dilakukan perbaikan maka dipastikan generasi emas yang kita harapkan hanya akan menjadi impian semata, ibarat pepatah yang mengatakan layu sebelum berkembang. Sudah banyak strategi, cara dan kebijakan yang dilakukan dalam pelaksanaan pendidikan karakter, namun hasilnya belum menggembirakan. Maka solusi yang sangat tepat bagi masalah ini hanya satu yaitu : Kembali menempuh jalan Allah , kembali kepada jalan Agama. “Maka, barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah : 38). Caranya adalah dengan memperbanyak kegiatan-kegiatan religius di sekolah, pembiasaan-pembiasaan ibadah di setiap lembaga pendidikan dan integrasi nilai-nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Lembaga Pendidikan yang baik harus berorientasi pada terbentuknya karakter peserta didik sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang Sisdiknas. Setiap tahapan pendidikan dievaluasi dan dipantau dengan saksama sehingga menjadi jelas apa yang menjadi potensi positif peserta didik yang harus dikembangkan dan apa yang menjadi faktor negatif peserta didik yang perlu disikapi. Akar dari karakter ada dalam cara berfikir dan cara merasa seseorang. Ini merupakan struktur kepribadian yang natural dan memang sudah menjadi sunatullah. Buku "Membentuk Karakter Cara Islam" karya Anis Matta menyebutkan langkah–langkah untuk membentuk atau merubah karakter seseorang harus dilakukan dengan menyentuh dan melibatkan 3 unsur pembangun manusia yaitu hatinya (bagaimana ia merasa), fikirannya (bagaimana ia berfikir) dan fisiknya (bagaimana ia bersikap).

Dalam konsep Islam, karakter tidak sekali terbentuk lalu tertutup, tetapi terbuka bagi semua bentuk perbaikan, pengembangan, dan penyempurnaan, sebab sumber karakter selalu ada dan bersifat tetap. Karenanya orang yang membawa sifat kasar bisa memperoleh sifat lembut, setelah melalui mekanisme latihan. Namun, sumber karakter itu hanya bisa bekerja efektif jika kesiapan dasar seseorang berpadu dengan kemauan kuat untuk berubah dan berkembang, dan latihan yang sistematis. Melalui latihan dan pembiasaan karakter yang terus menerus, akhirnya menjadikan seseorang akan memiliki akhlak yang baik. Rasulullah SAW berkata, “Inginkah kalian kuberitahu tentang siapa dari kalian yang paling kucintai dan akan duduk di majelis terdekat denganku di hari kiamat?” Kemudian Rasul mengulanginya sampai tiga kali, dan sahabat menjawab “Iya, ya Rasulullah !” Lalu Rasul bersabda, “Orang yang paling baik akhlaknya.” (Hadist riwayat Imam Ahmad).

Semoga kita dan generasi penerus kita memiliki pemahaman agama yang baik, senantiasa bersungguh-sungguh dalam memperbaiki diri sehingga memiliki karakter yang kuat, dijauhkan dari kepribadian yang terpecah (split personality) dan menjadi bagian dari solusi perbaikan bangsa dan negara kita. Wallahu‘alam.