Selasa, 03 Agustus 2021
Rabu, 21 Juli 2021
LISTRIK ARUS SEARAH (DC)
A.
ARUS LISTRIK
Arah arus listrik (arus konvensional) adalah searah dengan arah aliran muatan posifif dan berlawanan arah dengan arah gerak elektron.
Di atas adalah gambar rangkaian
listrik tertutup, dimana sumber tegangan atau sumber ggl (e)
berfungsi sebagai tenaga penggerak listrik. Aliran arus elektron pada gambar di
samping adalah searah dengan putaran jarum jam, sedangkan arah arus listrik
konvensional berlawanan dengan arah aliran elektron ini.
Kutub-kutub sumber ggl disimbolkan
sebagai garis sejajar yang terdiri atas bagian panjang (kutub positif) dan
bagian pendek (kutub negatif). Ini berarti pada suatu rangkaian listrik, arah arus adalah keluar dari kutub positif
menuju ke kutub negatif sumber tegangan.
B.
KUAT ARUS ( I )
Kuat arus ( I ) didefinisikan sebagai jumlah muatan yang mengalir tiap satuan waktu.
I = q / t
dengan
I : kuat arus (ampere disingkat A )
q : muatan listrik yang mengalir ( coulomb disingkat C )
t : waktu (detik)
C.
HUKUM OHM
Hal yang sama berlaku pada
aliran muatan listrik, dimana untuk suatu hambatan R yang tetap, bertambahnya
beda potensial listrik pada dua titik akan menyebabkan jumlah muatan yang
mengalir tiap detik semakin besar, yang berarti bahwa kuat arus yang mengalir
juga semakin besar.
Hubungan antara beda potensial
atau tegangan, kuat arus yang mengalir, dan hambatan penghantar akan memenuhi
hukum Ohm :
dimana V : tegangan atau beda potensial antara ujung-ujung penghantar ( volt )
I : kuat arus yang
dihasilkan ( ampere )
R : hambatan penghantar (
ohm atau W )
1. pada suatu penghantar terjadi
aliran elektron sebesar 480 C selama 1 menit. Bila muatan elektron e = -1,6 x 10-19 C, hitunglah
kuat arus yang mengalir !
Penyelesaian :
q = 480 C , t = 1 menit = 60 detik , e = -1,6 x 10-19 C (tanda negatif
menunjukkan bahwa elektron bermuatan negatif).
Kuat arus yang mengalir :
I = q / t = 480 C/ 60 s = 8 A
2. Berikut adalah grafik hubungan antara tegangan ( V ) dengan kuat arus yang mengalir ( I) yang mengalir pada sebuah hambatan R. Dari grafik tersebut tentukan nilai hambatan R?
Penyelesaian :
Dari grafik
didapat,
saat kuat arus I = 1 A tegangan V = 20 volt
saat kuat arus I = 2 A tegangan V = 40 volt
saat kuat arus I = 3 A tegangan V = 60 volt
nilai hambatan R dapat diperoleh dengan cara memasukkan salah satu pasangan data di atas kedalam persamaan hukum Ohm : V = I R
R = V / I = 60/3 = 20 W
D.
RESISTOR ( HAMBATAN )
1.
Nilai Hambatan ( Resistansi )
Penghantar
Sepotong penghantar logam dengan panjang L dan luas penampang A. Besarnya hambatan (resistansi) yang dihasilkan oleh penghantar seperti pada gambar dapat dihitung dengan persamaan :
dimana :R :
hambatan penghantar ( W )
r :
hambat jenis penghantar ( Wm )
L :
panjang penghantar ( m )
A :
luas penampang ( m2 )
2.
Hubungan antara Suhu dengan
Nilai Hambatan
Persamaan nilai hambatan konduktor logam, dengan melibatkan faktor perubahan suhu adalah :
Rt = Ro (1+a.Dt)
dengan Dt = t - to
dimana :
Rt :
hambatan penghantar pada suhu toC ( W )
Ro :
hambatan penghantar pada suhu acuan ( W )
to :
suhu acuan (biasanya digunakan 20 oC)
a : koefisien suhu hambatan jenis ( oC-1
)
Dt : perubahan suhu terhadap suhu acuan ( oC )
3.
Rangkaian Resistor ( R )
Contoh
Soal :
1. Logam konduktor yang panjangnya
1 meter berjari-jari 0,1 mm pada suhu 20 oC memiliki hambat jenis
sebesar 31,4 x 108 Wm.
Bila koefisien suhu hambat jenis logam tersebut 0,005 /oC, hitung
nilai hambatan logam pada suhu 20 oC dan pada suhu 100 oC
!
Data
soal : L = 1 m , r = 31,4 x 10-8 = 3,14
x 10-7 Wm , a
= 0,005 /oC , r =
0,1 mm = 10-4 m
Menghitung nilai hambatan logam : R = 10 W
Besarnya hambatan dari logam tersebut ketika suhunya dinaikkan menjadi 100 oC adalah: Rt = 14 W
2. Empat buah resistor identik
masing-masing nilai hambatannya 20 W. Hitunglah hambatan pengganti bila
keempatnya dirangkai secara seri dan bila dirangkai secara paralel !
Empat hambatan identik
masing-masing 20 W ketika dirangkai seri
menghasilkan hambatan total :
Rs = R + R + R + R = 4R = 4 x 20 = 80 W
Bila keempat resistor tersebut dihubungkan secara paralel, diperoleh hambatan pengganti sebesar :
Rp = 5 W
Dapat dilihat bahwa merangkai resistor secara seri akan menaikkan nilai hambatan, dan merangkainya secara paralel akan memperkecil nilai hambatan.
Artikel: Penguatan Komite Sekolah dalam Perlindungan Profesi Guru
Disampaikan oleh Muhammad Jazari, M.Pd., Guru SMAN 1 Karanggede Boyolali dalam Bimtek Perlindungan Keprofesian Kemendikbud pada tanggal 25-27 Juni 2019 di Jakarta.
Posisi pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran
strategis dalam penyelenggaraan pendidikan. Namun dalam pelaksanaan tugas
profesinya, pendidik seringkali menghadapi masalah dan tantangan, baik internal
maupun eksternal. Tantangan internal itu antara lain; (1) belum bisa membedakan antara wilayah
pelanggaran dengan wilayah pendidikan; (2) seringkali pendisiplinan disamakan
dengan hukuman; (3) kekerasan dimaknai sebagai ketegasan; (4) sanksi menjadi
andalan daripada konsekuensi; (5) pendekatan kekerasan sebagai bentuk
pendidikan mental. Sedangkan tantangan eksternal antara lain; (1) ancaman dari
pihak luar dalam pelaksanaan tugas profesinya; (2) mutasi cepat yang merugikan
guru; (3) sistem karier yang kurang jelas; (4) minimnya perlindungan hukum; (5)
kode etik yang belum terbangun dengan baik di setiap satuan pendidikan.
Masih kuat dalam ingatan kita kasus meninggalnya Ahmad
Budi Cahyono, guru SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Madura, Jawa Timur yang diduga
akibat penganiayaan dari muridnya saat jam pelajaran berlangsung (Solopos.com,
2/2/2018). Kejadian yang terjadi pada bulan Februari 2018 itu menjadi ramai di media
massa dan viral di media sosial sehingga PGRI selaku organisasi profesi
mengutuk keras dan berempati dengan mengalang dana di seluruh Indonesia. Kejadian
ini menyadarkan banyak orang dan menjadi harapan kita bahwa kasus pelecehan dan
kekerasan guru tidak akan terjadi lagi. Namun faktanya, masih banyak
kasus-kasus serupa di tahun 2019 ini.
Dunia pendidikan sangat menyayangkan peristiwa
tersebut, mengapa kekerasan dan ancaman terhadap pendidik dan tenaga
kependidikan masih terus terjadi, padahal pemerintah telah menerbitkan sejumlah
peraturan, diantaranya Permendikbud Nomor 10 Tahun 2017 tentang Perlindungan
Bagi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Ada empat macam perlindungan yang
diatur, yaitu perlindungan hukum, profesi, keselamatan dan kesehatan kerja,
serta hak atas kekayaan intelektual. Disebutkan pula bahwa perlindungan
terhadap guru dan tenaga kependidikan itu merupakan kewajiban semua pihak,
mulai dari pemerintah, pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya, satuan
pendidikan, organisasi profesi, dan masyarakat.
Beberapa peraturan sebagai payung hukum sudah
tersedia, namum implementasi dilapangan perlu dikuatkan. Sebelum berharap orang
lain peduli, guru selaku pendidik perlu meningkatkan 4 kompetensi guru dengan
kegiatan pelatihan, diskusi dan pembiasaan baik sehingga seimbang antara
kompetensi kepribadian, pedagogi, profesional, dan sosial. Umumnya pelatihan
yang diikuti pendidik masih terfokus pada kompetensi pedagogi dan professional,
sedangkan kompetensi kepribadian dan sosial masih minim. Ketua Harian Komisi
Nasional Indonesia untuk UNESCO, Kemendikbud, Arief Rachman mengatakan, seorang
guru harus punya cara tepat menegur atau memberi hukuman kepada siswa. Hal ini
penting karena setiap siswa memiliki karakteristik emosi yang beragam.
Kemampuan guru dalam bergaul secara efektif dengan peserta didik merupakan
salah satu komponen dalam kompetensi sosial yang harus dimiliki guru. Selain
itu menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat adalah bagian dari
kompetensi kepribadian yang juga harus dimiliki guru.
Selanjutnya adalah pentingnya penguatan komite sekolah dalam perlindungan profesi guru. Kita melihat masih kurang optimalnya peran komite sekolah ini hampir terjadi di setiap sekolah, selama ini masyarakat mempersepsikan keberadaan komite sekolah hanya berperan dalam hal pengadaan bantuan sarana parasarana dan dana pendidikan. Penguatan komite sekolah bagian dari penguatan tri pusat pendidikan, yaitu dengan meningkatkan komunikasi antara guru dan orang tua melalui wadah komite sekolah. Koordinasi dengan komite sekolah bisa diagendakan minimal satu bulan sekali. Pengurus komite mewadahi dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan, meningkatkan tanggungjawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis. Diharapkan dengan penguatan peran komite sekolah, apabila terjadi kasus antara guru dan siswa/orang tua maka pengurus komite menjadi pelindung terdepan sekaligus menfasilitasi mediasi keduanya.
Apa pun alasannya, tindakan kekerasan terhadap guru tidak boleh dibiarkan karena akan membuat guru menjadi takut, takut dibelit persoalan hukum dan takut dianiaya orang tua siswa. Selain itu guru bisa menjadi apatis dengan tugas mendidik, tidak lagi peduli dengan moral anak didiknya. Jika kondisi ini terus dibiarkan, bisa jadi guru akan mengabaikan salah satu tugasnya yaitu mendidik. Sebuah tugas penting berkaitan dengan pembentukan watak dan karakter siswa. Bukankah kita bersepakat bahwa mendidik melampaui tugas mengajar.
Jumat, 17 Mei 2019
Lagu Indonesia Raya 3 Stanza
I
Sabtu, 03 Februari 2018
Persamaan Gelombang (Fisika XII-1)
Gelombang beralan ke
arah sumbu x + dengan amplitudo A dan cepat rambat v
|
y : Simpangan (m),
b) Amplitudo gelombang ?
c) simpangan pada x = 0,5 m ketika t = 1 s
d) frekuensi dan periode gelombang ?
e) Panjang gelombang
f) Cepat rambat gelombang
Jawab:
Diketahui persamaan gelombang y = 0,5 sin (8πt – 2πx) m
maka Amplitudo A = 0,5 m, kecepatan sudut ω = 8π rad/s dan bilangan gelombang
a) karena persamaan bertanda negatif, gelombang bergerak ke arah kanan (sumbu x +)
b) A = 0,5 m
c) x = 0,5 m dan t = 1
y = 0,5 sin (8π (1) – 2π(0,5))
y = 0,5 sin 7π
y = 0,5 (0)
y = 0
d) ω = 8π
2πf = 8π f = 4 Hz T = 1/f = 1/4 = 0,25 s
e) k = 2π
2π/λ = 2π λ = 1 m
f) v = λ . f = 1 . 4 = 4 m/s
Berdasarkan gambar tersebut kita melihat yang namanya simpul-simpul gelombang. Nah untuk menentukan letak-letak simpul tersebut kita bisa mempergunakan persamaan:
Untuk menentukan letak-letak perut seperti yang ditunjukan diatas, bisa dipergunakan persamaan berikut:
Contoh Soal:
Sebuah tali salah satu ujungnya digetarkan terus menerus dan ujung lainnya terikat kuat. Jika amplitudo yang diberikan adalah 10 cm, frekuensi 4 Hz dan cepat rambat gelombang pada tali 4 m/s, tentukanlah:
a. Amplitudo sebuah titik yang berjarak 1 m dari titik ikat.
b. Jarak simpul ke-3 dari ujung terikat.
c. jarak perut ke-2 dari ujung terikat.
Jawab:
Untuk menyelesaikan soal diatas, ada beberapa besaran/nilai yang perlu dicari terlebih dahulu, yaitu panjang gelombang λ dan bilangan gelombang k.
Menghitung panjang gelombang:
λ = v/f
= 4/4
= 1 meter
Menghitung bilangan gelombang k:
k = 2π/λ
= 2π/1
= 2π
a. Amplitudo suatu titik pada jarak 1 m
Ap = 2A cos kx = 2 x 0,1 x cos (2π . 1) = 0,2 meter.
b. Simpul ke-3
c. Perut ke-2
x3 = (2n) λ/4 = (2.1) 1/4 = 0,5 meter
Suatu gelombang stasioner memiliki persamaan y = 40 cos 2π x sin 100π t. x dan y dalam cm dan t dalam sekon. Pernyataan berikut berkaitan dengan gelombang stasioner tersebut.
1) Amplitudo gelombang sumber adalah 40 cm.
2) Frekuensi gelombang sumber 50 Hz.
3) Panjang gelombang sumber adalah 50 cm.
4) Cepat rambat gelombang sumber adalah 250 cm/s.
Pernyataan di atas yang benar adalah ......
a. 1), 2), dan 3) d. 4) saja
b. 1) dan 3) e. 1), 2), 3), dan 4)
c. 2) dan 4)
Jawab : C
Pembahasan :
dari persamaan y = 40 cos 2π x sin 100π t dapat diketahui
2A = 40 cm
k = 2π [ k = 2π/λ ]
ω = 100π [ ω = 2πf ]
- Ampitudo gelombang sumber A = 40/2
= 20 cm (pernyataan 1 salah)
- frekuensi f = ω/2π = 100π/2π = 50
Hz (pernyataan 2 benar)
- Panjang gelombang λ = 2π/k = 2π/2π
= 1 cm (pernyataan 3 salah)
- Cepat rambat gelombang v = ω/k =
100π/2π = 50 cm/s (pernyataan 4 benar)
Latihan Soal No 2
Suatu gelombang stasioner mempunyai persamaan : y = 0,2 cos 5πx sin 10πt (y dan x dalam meter dan t dalam waktu). Jarak antara perut dan simpul yang berturutan pada gelombang ini adalah …
a. 0,1 m d. 2,5 m
b. 0,2 m e. 5,0 m
c. 0,4 m
Pembahasan :
perhatikan pertanyaannya : jarak antara perut dan simpul yang berurutan.
k = 2π/λ
λ = 2π/k = 2π/5π = 0,4 m.
sehingga jarak antara perut dan simpul yang berurutan = ¼ λ = ¼ x 0,4 = 0,1 m
Latihan Soal No 3
Pada tali yang panjangnya 2 m dan ujungnya terikat pada tiang ditimbulkan gelombang stasioner. Jika terbentuk 5 gelombang penuh, maka letak perut yang ke tiga dihitung dari ujung terikat adalah …
a. 0,10 meter d. 0,60 meter
b. 0,30 meter e. 1,00 meter
c. 0,50 meter
Jawaban : C
Pembahasan :
perhatikan gambar gelombang stasioner ujung terikat berikut ini
INGAT!!!
sehingga letak perut ke tiga dari ujung terikat = 1¼ λ = 5/4 x 0,4 = 0,5 m.