Sabtu, 03 Februari 2018

Persamaan Gelombang (Fisika XII-1)


Assalamu’alaikum Wr. Wb, Semangat Belajar!
Senang sekali bisa berjumpa dengan kalian meski hanya lewat blog ini. Anda pasti memiliki rasa ingin tahu. Perasaan ingin tahu inilah yang mendorong manusia untuk menemukan jawaban atas keingintahuannya dengan belajar dan melakukan penelitian fenomena alam yang dilihat. Sains adalah hasil pemikiran manusia untuk menjawab gejala-gejala alam yang dilihatnya. Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan sain yang mempelajari tentang gejala-gejala alam yang terjadi. Mempelajari Fisika berarti mempelajari cara memecahkan masalah dari gejala-gejala alam yang dialami manusia. Diantara gejala alam yang sering kita lihat adalah gelombang, baik gelombang air laut, gelombang cahaya dan gelombang radio/bunyi, dll.

Standar Kompetensi :
Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam penyelesaian masalah
Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan gejala gelombang dan ciri-ciri gelombang secara umum.
Tujuan Pembelajaran :
Setelah selesai pembelajaran diharapkan siswa dapat:
1.        Menjelaskan pengertian gelombang secara umum
2.        Membedakan antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal
3.        Menentukan frekuensi gelombang pada gelombang berjalan
4.        Menentukan kecepatan rambat gelombang berjalan
5.        Membedakan antara gelombang stasioner ujung terikat dan ujung bebas.
6.        Menentukan besaran-besaran pada gelombang stasioner.


Persamaan Gelombang
Gelombang Berjalan
Gelombang berjalan merupakan gelombang dengan amplitudo tetap yang merambat dengan kecepatan tertentu. Gelombang berjalan merambat lurus pada arah mendatar. Lihat gambar gelombang berikut!

Gelombang beralan ke arah sumbu x + dengan amplitudo A dan cepat rambat v

Persamaan Gelombang Berjalan
Gelombang beralan menyimpang ke arah vertikal (sumbu y) dan bergerak pada arah mendatar (sumbu x). Atau secara matematis dinyatakan sebagai, y = f(x,t). Dari gambar di atas juga dapat diketahui bahwa fungsi dari simpangan merupakan fungsi sinus. Secara umum persamaan gelombang berjalan dirumuskan dengan :
y = A sin (ωt + kx)
dengan:
y  : Simpangan (m),
A : Amplitudo (m),
t   : waktu (s),
x  : Jarak tempuh gelombang (m).
Persamaan bertanda negatif (-) jika gelombang merambat ke arah kanan, dan bertanda positif (+) jika merambat ke arah kiri.

Kecepatan Sudut
Kecepatan sudut disimbolkan ω bersatuan rad/s.
ω = 2πf = 2π/T
di mana f adalah frekuensi dan T adalah periode gelombang.

Bilangan Gelombang
Bilangan gelombang disimbolkan k bersatuan rad/m.
k = 2π/λ
di mana λ adalah panjang gelombang.

Cepat Rambat Gelombang
Cepat rambat gelombang dirumuskan dengan  v =  λ x f  atau  v =  ω/k



Contoh Soal:
Sebuah gelombang transversal merambat menurut persamaan y = 0,5 sin (8πt – 2πx) m. Tentukanlah :
a) arah gelombang ?
b) Amplitudo gelombang ?
c) simpangan pada x = 0,5 m ketika t = 1 s
d) frekuensi dan periode gelombang ?
e) Panjang gelombang
f) Cepat rambat gelombang

Jawab:
Diketahui persamaan gelombang y = 0,5 sin (8πt – 2πx) m
maka Amplitudo A = 0,5 m, kecepatan sudut ω = 8π rad/s dan bilangan gelombang
k = 2π rad/m
a) karena persamaan bertanda negatif, gelombang bergerak ke arah kanan (sumbu x +)
b)  A = 0,5 m
c) x = 0,5 m dan t = 1
    y = 0,5 sin (8π (1) – 2π(0,5))
    y = 0,5 sin 7π
    y = 0,5 (0)
    y = 0
d) ω = 8π
   2πf = 8π         f = 4 Hz        T = 1/f = 1/4 = 0,25 s
e) k = 2π
   2π/λ = 2π        λ = 1 m
f) v =  λ . f = 1 . 4 = 4 m/s


Gelombang Stasioner
Gelombang Stasioner Pada Ujung Terikat
Maksud dari gelombang stasioner pada ujung terikat adalah suatu gelombang yang terjadi pada sebuah dawai/tali dan salah satu ujungnya terikat. Ada dua hal yang akan dibahas pada saat kita mempelajari konsep ini, yaitu menentukan Persamaan & Amplitudo, simpul dan perut pada gelombang stasioner.

a. Menentukan persamaan gelombang
Pada dasarnya persamaan gelombang stasioner bisa dituliskan sebagai berikut:
y = 2A sin kx cos ωt
y = Ap sin cos ωt
dengan Amplitudo Stasionernya: 2A sin kx

Keterangan: 
Ap = Amplitudo Gelombang Stasioner (m);
k = Bilangan Gelombang;
λ = Panjang Gelombang  (m);

b. Menentukan simpul gelombang pada ujung terikat
Perhatikan gambar berikut!

Berdasarkan gambar tersebut kita melihat yang namanya simpul-simpul gelombang. Nah untuk menentukan letak-letak simpul tersebut kita bisa mempergunakan persamaan:

xn+1= (2n) λ /4

dengan n = 0, 1, 2, . . .
Untuk simpul ke-1, n = 0, perut ke-2, n = 1 dan seterusnya.

c. Menentukan perut gelombang pada ujung terikat
Perhatikan gambar berikut!
Setelah mempelajari simpul gelombang, selanjutnya kita akan mengkaji tentang perut pada gelombang. Berdasarkan gambar gambar diatas kita melihat yang namanya perut-perut gelombang. Nah untuk menentukan letak-letak perut gelombang tersebut kita bisa mempergunakan persamaan:

xn+1 = (2n + 1) λ/4

dengan n = 0, 1, 2, . . .
Untuk simpul ke-1, n = 0, perut ke-2, n = 1 dan seterusnya.

Gelombang Stasioner Pada Ujung Bebas
Kebalikan dari gelombang stasioner ujung terikat, pada gelombang stasioner ujung bebas salah satu ujungnya tidak diikat secara kuat melainkan dibiarkan longgar sehingga ujung tali bisa bergerak secara bebas. 

a. Menentukan persamaan gelombang stasioner ujung bebas
Pada dasarnya persamaan gelombang stasioner bisa dituliskan sebagai berikut:

y = 2A cos kx sin ωt
y = Ap sin ωt
dengan Amplitudo Stasionernya: 2A cos kx

Keterangan: 
Ap = Amplitudo Gelombang Stasioner (m);
k = Bilangan Gelombang;
λ= Panjang Gelombang  (m);

b. Menentukan letak simpul pada ujung bebas gelombang stasioner
Perhatikan gambar berikut!

Berdasarkan gambar di atas kita melihat yang namanya simpul-simpul gelombang. Untuk mengetahui letak-letak gelombang yang dihitung dari ujung gelombang, maka bisa dipergunakan persamaan:

xn+1 = (2n + 1) λ/4

dengan n = 0, 1, 2, . . .
Untuk simpul ke-1, n = 0, perut ke-2, n = 1 dan seterusnya.

c. Menentukan perut gelombang stasioner pada ujung bebas
Perhatikan gambar berikut!


Untuk menentukan letak-letak perut seperti yang ditunjukan diatas, bisa dipergunakan persamaan berikut:
xn+1 = (2n) λ/4

dengan n = 0, 1, 2, . . .
Untuk perut ke-1, n = 0, perut ke-2, n = 1 dan seterusnya.

Contoh Soal:
Sebuah tali salah satu ujungnya digetarkan terus menerus dan ujung lainnya terikat kuat. Jika amplitudo yang diberikan adalah 10 cm, frekuensi 4 Hz dan cepat rambat gelombang pada tali 4 m/s, tentukanlah:
a. Amplitudo sebuah titik yang berjarak 1 m dari titik ikat.
b. Jarak simpul ke-3 dari ujung terikat.
c. jarak perut ke-2 dari ujung terikat.

Jawab:
Untuk menyelesaikan soal diatas, ada beberapa besaran/nilai yang perlu dicari terlebih dahulu, yaitu panjang gelombang λ dan bilangan gelombang k.

Menghitung panjang gelombang:
λ = v/f
    = 4/4
    = 1 meter
Menghitung bilangan gelombang k:
k = 2π/λ
    = 2π/1
    = 2π

a. Amplitudo suatu titik pada jarak 1 m
Ap = 2A cos kx = 2 x 0,1 x cos (2π . 1) = 0,2 meter.

b. Simpul ke-3
x3 = (2n + 1) λ/4 = (2.2 + 1) 1/4 = 1,25 meter

c. Perut ke-2
x3 = (2n) λ/4 = (2.1) 1/4 = 0,5 meter

Latihan Soal No 1
Suatu gelombang stasioner memiliki persamaan y = 40 cos 2π x sin 100π t. x dan y dalam cm dan t dalam sekon. Pernyataan berikut berkaitan dengan gelombang stasioner
tersebut.
1) Amplitudo gelombang sumber adalah 40 cm.
2) Frekuensi gelombang sumber 50 Hz.
3) Panjang gelombang sumber adalah 50 cm.
4) Cepat rambat gelombang sumber adalah 250 cm/s.
Pernyataan di atas yang benar adalah ......
a. 1), 2), dan 3)
                                   d. 4) saja
b. 1) dan 3)
                                         e. 1), 2), 3), dan 4)
c. 2) dan 4)

Jawab : C
Pembahasan :
dari persamaan  y = 40 cos 2π x sin 100π t dapat diketahui
2A = 40 cm
k = 2π              [ k = 2π/λ ]
ω = 100π         [ ω = 2πf  ]
  • Ampitudo gelombang sumber A = 40/2 = 20 cm (pernyataan 1 salah)
  • frekuensi f = ω/2π = 100π/2π = 50 Hz (pernyataan 2 benar)
  • Panjang gelombang λ = 2π/k = 2π/2π = 1 cm (pernyataan 3 salah)
  • Cepat rambat gelombang v = ω/k = 100π/2π = 50 cm/s (pernyataan 4 benar)

Latihan Soal No 2
Suatu gelombang stasioner mempunyai persamaan : y = 0,2 cos 5πx sin 10πt  (y dan x dalam meter dan t dalam waktu). Jarak antara perut dan simpul yang berturutan pada gelombang ini adalah …
a.  0,1 m                                              d.  2,5 m
b.  0,2 m                                              e.  5,0 m
c.  0,4 m

Jawaban : A
Pembahasan :
perhatikan pertanyaannya : jarak antara perut dan simpul yang berurutan.

Dari gambar gelombang, jarak antara perut dan simpul yang berurutan adalah sama dengan seperempat gelombang ( ¼ λ) sehingga kita harus mencari besar panjjang gelombang (λ).
k = 2π/λ
λ = 2π/k = 2π/5π = 0,4 m.
sehingga jarak antara perut dan simpul yang berurutan = ¼ λ = ¼ x 0,4 = 0,1 m

Latihan Soal No 3
Pada tali yang panjangnya 2 m dan ujungnya terikat pada tiang ditimbulkan gelombang stasioner. Jika
terbentuk 5 gelombang penuh, maka letak perut yang ke tiga dihitung dari ujung terikat adalah …
a.  0,10 meter                                      d.  0,60 meter
b.  0,30 meter                                      e.  1,00 meter
c.  0,50 meter

Jawaban : C
Pembahasan :
perhatikan gambar gelombang stasioner ujung terikat berikut ini

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa letak perut ke 3 sama dengan 1¼ λ. sehingga langkah pertama harus mencari λ
INGAT!!!

λ = panjang 1 gelombang, jika panjang keseluruhan 2 m menghasilkan 5 gelombang, maka satu gelombang = λ = 2/5 = 0,4 m.
sehingga letak perut ke tiga dari ujung terikat =  1¼ λ = 5/4 x 0,4 = 0,5 m.

Jumat, 02 Februari 2018

Indahnya Jatuh Cinta


Tidak ada yang lebih indah dalam sejarah perasaan manusia seperti saat ketika ia sedang jatuh cinta. Bukan karena dunia di sekeliling kita berubah pada kenyataannya. Tapi saat-saat jatuh cintalah yang seketika mengubah persepsi kita tentang dunia disekeliling kita. Tidak selalu karena wanita yang kita cintai itu memang cantik pada kenyataannya. Tapi cinta kita padanya yang membuatnya cantik dimata kita.

Saat jatuh cinta adalah saat dimana persepsi kita mengalami shifting pada semua realitas yang ada disekeliling kita. Kadang kita mungkin mengelabuhi diri kita sendiri. Tapi itu puncak subjektivitas yang justru mengubah kita menjadi lebih positif dalam cara kita memandang segala sesuatunya. Dan disitulah letak keindahannya. Seperti indahnya subjektivitas pada dunia anak-anak. Bagi mereka realitas sesungguhnya adalah realitas yang mereka persepsikan. Bukan realitas yang ada diluar sana seperti yang dilihat oleh orang dewasa. Bangku bisa dipersepsi sebagai rumah. Tongkat bisa dipersepsi sebagai senjata. Dunia menjadi sangat ringan dan fleksibel di mata mereka. Karena itu dunia anak selalu indah, selalu penuh kenangan. Begitu juga saat kita jatuh cinta. Shifting pada persepsi kita membuat dunia serasa jadi realitas lain yang begitu indah. Dan itu membawa kenyamanan pada rongga dada kita. Karena perasaan kita seketika berbunga-bunga. Karena, seperti kata Ibnu Hazem, ruh kita seketika menjadi ringan dan lembut, badan kita seketika jadi wangi , senyum kita seketika mengembang lebar, benci dan dendam dan angkara murka seketika lenyap dari ruang hati kita, dan tiba-tiba saja yang bukan penyair jadi penyair, yang tidak bisa bernyanyi jadi penyanyi.


Suatu saat seorang raja bingung menyaksikan putra mahkotanya begitu pemalas, apatis, tidak bergairah, tidak berminat pada ilmu pengetahuan, tidak bisa berpidato. Ia gundah, karena putra mahkotanya sama sekali tidak layak jadi raja. Maka sang raja memerintahkan seorang dayang cantik istana untuk menggoda sang putra mahkota. Bilang padanya, pesan sang raja ada pada dayang cantik, aku sangat mencintaimu dan aku bersedia jadi permaisurinya. Nanti kalau hatinya sudah berbungan-bunga, bilang lagi padanya lanjut sang raja tapi ada syaratnya, kamu harus lebih bersemangat, lebih rajin dan mau menyiapkan diri menjadi raja, dan aku percaya kamu bisa. Firasat sang raja ternyata benar. Putra mahkotanya seketika bangkit berubah: ia mengubah penampilannya menjadi keren dan wangi, ia mempelajari berbagai macam ilmu, ia juga tampil berpidato, ia juga menulis. Saat jatuh cinta telah mengubah persepsinya tentang dirinya dan dunianya, seketika membangkitkan semangat hidupnya, dan meledakkan semua potensinya.

Shifting pada persepsi mengembalikan sisi kekanakan kita saat kita jatuh cinta. Itu keindahan yang mempertemukan kita dengan sisi dalam kemanusiaan kita; subjektif, melankolik, kekanakan, tapi positif. Dan indah.



(Sumber: Buku Serial Cinta - Anis Matta)

Pendidikan Karakter, Antara Harapan dan Kenyataan



Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 2017 mencanangkan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) pada implementasi kurikulum 2013 di semua jenjang pendidikan. Salah satu tujuan utama PPK adalah membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika perubahan di masa depan dengan keterampilan abad 21. Nilai-nilai utama PPK adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas. Nilai-nilai ini ingin ditanamkan dan dipraktikkan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami, dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di masyarakat. PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan bagi masa depan bangsa. Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan.

Meskipun pendidikan karakter selalu ditekankan di setiap perubahan kurikulum, namun hasilnya masih memprihatinkan. Hasil Surve yang dilansir oleh komunitas Selamatkan Generasi Emas Indonesia (semai2045.org) menyebutkan bahwa 93 dari 100 pelajar sudah mengakses situs pornografi, 63 dari 100 remaja melakukan hubungan sek di luar nikah dan 21 dari 100 remaja melakukan aborsi. Fakta ini menunjukkan bahwa kita sedang mengalami krisis moral yang jika tidak segera disadari dan dilakukan perbaikan maka dipastikan generasi emas yang kita harapkan hanya akan menjadi impian semata, ibarat pepatah yang mengatakan layu sebelum berkembang. Sudah banyak strategi, cara dan kebijakan yang dilakukan dalam pelaksanaan pendidikan karakter, namun hasilnya belum menggembirakan. Maka solusi yang sangat tepat bagi masalah ini hanya satu yaitu : Kembali menempuh jalan Allah , kembali kepada jalan Agama. “Maka, barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah : 38). Caranya adalah dengan memperbanyak kegiatan-kegiatan religius di sekolah, pembiasaan-pembiasaan ibadah di setiap lembaga pendidikan dan integrasi nilai-nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Lembaga Pendidikan yang baik harus berorientasi pada terbentuknya karakter peserta didik sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang Sisdiknas. Setiap tahapan pendidikan dievaluasi dan dipantau dengan saksama sehingga menjadi jelas apa yang menjadi potensi positif peserta didik yang harus dikembangkan dan apa yang menjadi faktor negatif peserta didik yang perlu disikapi. Akar dari karakter ada dalam cara berfikir dan cara merasa seseorang. Ini merupakan struktur kepribadian yang natural dan memang sudah menjadi sunatullah. Buku "Membentuk Karakter Cara Islam" karya Anis Matta menyebutkan langkah–langkah untuk membentuk atau merubah karakter seseorang harus dilakukan dengan menyentuh dan melibatkan 3 unsur pembangun manusia yaitu hatinya (bagaimana ia merasa), fikirannya (bagaimana ia berfikir) dan fisiknya (bagaimana ia bersikap).

Dalam konsep Islam, karakter tidak sekali terbentuk lalu tertutup, tetapi terbuka bagi semua bentuk perbaikan, pengembangan, dan penyempurnaan, sebab sumber karakter selalu ada dan bersifat tetap. Karenanya orang yang membawa sifat kasar bisa memperoleh sifat lembut, setelah melalui mekanisme latihan. Namun, sumber karakter itu hanya bisa bekerja efektif jika kesiapan dasar seseorang berpadu dengan kemauan kuat untuk berubah dan berkembang, dan latihan yang sistematis. Melalui latihan dan pembiasaan karakter yang terus menerus, akhirnya menjadikan seseorang akan memiliki akhlak yang baik. Rasulullah SAW berkata, “Inginkah kalian kuberitahu tentang siapa dari kalian yang paling kucintai dan akan duduk di majelis terdekat denganku di hari kiamat?” Kemudian Rasul mengulanginya sampai tiga kali, dan sahabat menjawab “Iya, ya Rasulullah !” Lalu Rasul bersabda, “Orang yang paling baik akhlaknya.” (Hadist riwayat Imam Ahmad).

Semoga kita dan generasi penerus kita memiliki pemahaman agama yang baik, senantiasa bersungguh-sungguh dalam memperbaiki diri sehingga memiliki karakter yang kuat, dijauhkan dari kepribadian yang terpecah (split personality) dan menjadi bagian dari solusi perbaikan bangsa dan negara kita. Wallahu‘alam.

Model Pembelajaran Kurikulum 2013

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN SESUAI KURIKULUM 2013


Merujuk landasan filosofis pendidikan Indonesia dalam Undang-undang Sisdiknas. nomor 20 Tahun 2003 ditegaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Berdasarkan Permendikbud. Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, disebutkan bahwa dalam kegiatan inti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dan/atau penemuan (inkuiry) dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (problems based learning / project based learning) yang disesuaikan dengan karakteristik kompetensinya.
Model pembelajaran yang akan dilaksanakan menggunakan pendekatan saintifik yang mengembangkan pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting/ collecting information), mengasosiasi/menalar (assosiating), dan mengomunikasikan (communicating). Berikut adalah sintak atau langkah-langkah model pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

Model Inquiry Learning
Model pembelajaran Inkuiri biasanya lebih cocok digunakan pada pembelajaran sain, tetapi mata pelajaran lainpun dapat menggunakan model tersebut asal sesuai dengan karakteristik KD atau materi pembelajarannya. Langkah-langkah dalam model inkuiri terdiri atas:
  1. Observasi/Mengamati berbagi fenomena alam. Kegiatan ini memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena dalam mata pelajaran tertentu.
  2. Mengajukan pertanyaan tentang fenomana yang dihadapi. Tahapan ini melatih peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui kegiatan menanya baik terhadap guru, teman, atau melalui sumber yang lain.
  3. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini peserta didik dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
  4. Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan, sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik dapat memprediksi dugaan atau yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan.
  5. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.
Model Discovery Learning.
  1. Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan, dapat berupa bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema yang akan dibahas, sehingga peserta didik mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.
  2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah). Dari tahapan tersebut, peserta didik diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
  3. Data Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta didik diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami kegagalan.
  4. Data Processing (mengolah data). Kegiatan mengolah data akan melatih peserta didik untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
  5. Verification (memferifikasi). Tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
  6. Generalization (menyimpulkan). Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.
Problem Based Learning
Model pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya melalui langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
  1. Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk memfokuskan peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
  2. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran salah satu kegiatan agar peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap malasalah kajian.
  3. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta didik melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.
  4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
  5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.
Project Based Learning
Model pembelajaran ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahami pembelajaran melalui investigasi, membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum, memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Langkah pembelajaran dalam project based learning adalah sebagai berikut:
  1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.
  2. Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
  3. Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target.
  4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.
  5. Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
  6. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.